5 Memori Kebiasaan Menyenangkan Saat Ramadan

 
Kebiasaan saat Ramadan


Sebenarnya banyak kebiasaan saat Ramadan yang kita rindukan di saat kecil yang mungkin hilang ketika kita beranjak dewasa, lebih tepatnya menua.

Ramadan 2021 ini menyisakan sedikit sesak di dada dikarenakan saya trauma suami sempat dirumahkan tahun 2020 lalu, saat pandemi baru saja mulai. Kejadian itu juga terjadinya saat Ramadan 2020.

Tahun ini juga kemungkinan 2 minggu menjelang hari Idul Fitri, suami akan dirumahkan sementara karena pemerintah melarang mudik. Namun setidaknya saya belajar dari tahun lalu sehingga bisa menguatkan mental ketika hal itu berulang kembali.

Bayangkan, kenangan singkat itu saja mampu menyisakan sedikit trauma apalagi kenangan lama bersama orang-orang yang kita cintai.

21 tahun Bapak pergi meninggalkan saya dan keluarga. Ada masa dimana saya ingin Bapak hadir di tengah kami sambil menikmati hidangan buka puasa. Ah, andai waktu tak cepat berlalu.

Memoriku memudar seiring bertambahnya usia namun sosok Bapak tetap tak bilang hilang dari ingatan.

Banyak kenangan yang beliau tinggalkan apalagi saat Ramadan dan menjelang hari raya.

5 Kebiasaan yang Menyenangkan Saat Ramadan yang Tak Bisa Terulang Kembali

Bagiku banyak kebiasaan menyenangkan saat Ramadan yang mungkin tak bisa terulang, baik itu bersama Bapak maupun saat beliau sudah tak ada di tengah-tengah kita.
  • Sahur dan Berbuka dalam Satu Meja
Ketika di Balikpapan keluarga kami masih lengkap belum berpencar seperti sekarang ini berada dalam satu meja makan tentu pengalaman berharga.

Apalagi ketika itu kami masih kecil-kecil. Walau kenangan itu sudah memudar, tapi sekelebat masih ada dalam ingatan.

Sekarang ketika berbuka kamu mengambil posisi favorit masing-masing, bukan di meja makan. Jumlah anggota keluarga yang semakin sedikit menjadikan suasana tak sehangat puluhan tahun silam.
  • Berburu Takjil di Pasar Ramadan
Almarhum Bapak kadang suka pergi ke pasar Ramadan di Balikpapan yang ramai sekali dikunjungi pembeli.

Banyak pedagang makanan dan kue yang menjajakan dagangannya, sampai kami harus berdesak-desakkan.

Ketika menikah saya pun masih suka berburu takjil bersama suami namun menginjak 2 tahun pandemi, maka pilihan memasak sendiri di rumah karena lebih hemat merupakan jalan terakhir yang ditempuh.

Disini hidup mengajarkan banyak fase, ada kalanya senang namun tidak menutup kemungkinan kita semua harus menahan diri untuk menjadi konsumtif.
  • Shalat Tarawih di Masjid
Di saat saya kecil, biasanya suka janjian dengan tetangga untuk tarawih di masjid. Almarhum Bapak selalu sholat tarawih di rumah namun beliau tak pernah lupa menunggu saya dan kakak pulang dari tarawih.

Sekarang ritual itu seperti tidak ada. Saya pribadi sudah jarang bahakan tidak pernah mengunjungi masjid untuk tarawih.

Terkadang alasan kesibukan kerja dan rasa lelah menjadi alasan utama dan pembenar untuk tidak pergi ke masjid walau sebenarnya hal itu tidak boleh dilakukan.
  • Kumpul Keluarga
Kumpul keluarga selain ketika sahur, berbuka puasa tentu juga setelah sholat Ied dimana kami akan saling bermaaf-maafan.

Namun sekarang rasanya tidak ada kumpul keluarga dengan formasi hanya 3 orang. Setelah bermaaf-maafan, lagi-lagi kami mengerjalan aktivitas favorit seperti nontom televisi, masuk kami tiduran sambil scroll media sosial.

  • Membuat Kue Bersama
Ketika kecil menjelang hari raya tiba, sekitar seminggu sebelum Lebaran ibu selalu membuat kue lebaran demi menyambut tamu-tamu yang akan datang ke rumah. Tradisi membuat kue selalu ada di saat saya berada di SD sampai SMA.

Biasanya saya dan kedua kakak ikut membantu membuat kue walau hasilnya sangat berantakan. Yang ada kami semua tertawa bersama.

Bapak yang kebagian bersih-bersih rumah agar ketika tamu datang rumah bersih dan siap menerima berapapun tamu yang datang. Di Balikpapan tradisi berkunjung sampai hari ketiga pun masih ramai.

Jika sekarang kami sudah tidak membuat kue lagi. Kalaupun harus ada hidangan lebaran maka membeli adalah solusi terbaik. Ibu sudah sepuh, saya tidak akan sanggup membuat kue karena pagi sampai sore bekerja. Hari minggu inginnya leyeh-leyeh di rumah. Jika harus ribet membuat kue lagi,  yang ada bisa sumbu pendek nih,  hehehe.


Kesimpulan

Demikian cerita singkat saya mengenai memori 5 aktivitas menyenangkan ketika Ramadan yang mungkin sudah tak bisa saya ulang kembali. Hanya bisa mengenang  dengan harapan bisa berkumpul di akhirat kelak.

Kalau kalian sendiri bagaimana ? Adakah kebiasaan yang menyenangkan selama Ramadan? Atau jangan-jangan kita punya kebiasaan yang sama ketika Ramadan.


Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

Posting Komentar untuk "5 Memori Kebiasaan Menyenangkan Saat Ramadan "